INIPOHUWATO.ID – Syarif Mbuinga dipastikan melenggang ke Senayan. Dalam versi hitung cepat di KPU Gorontalo, politisi yang akrab disapa Pasisa ini menduduki posisi kedua setelah Fadel Muhammad yang berada diurutan pertama pada kontestasi pemilihan DPD-RI, Dapil Provinsi Gorontalo.
Meski terhitung sebagai pendatang baru pada perebutan kursi DPD-RI, Politisi senior dari Wilayah barat Provinsi Gorontalo ini berhasil membuktikan ketangguhannya pada perhelatan skala nasional, Ia berhasil bertengger di posisi kedua unggul diatas Politisi lain. Ini sekaligus menjadi sejarah baru, Syarif menjadi satu-satunya Putera asal Pohuwato yang berhasil melenggang ke Senayan.
Menurut data sementara yang berhasil dirangkum, Syarif telah berhasil mengumpulkan lebih dari 77.451 suara. Sementara peringkat tertinggi masih di pegang Fadel Muhammad yang berhasil mengoleksi lebih dari 206.848 suara. Namun data perolehan suara di kontestasi DPD RI ini masih sementara dalam tahap penyempurnaan. Saat ini, data yang masuk di system website hitung cepat KPU baru sekitar 72 persen suara yang masuk.
Dalam press conference yang digelar di Pasisa Centre di kediamanya, Syarif Mbuinga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Masyarakat Provinsi Gorontalo dari ujung Kabupaten Gorontalo Utara hingga Pohuwato, yang telah mengamanahkan dirinya untuk menjadi perwakilan mereka di DPD-RI.
“Dengan kepercayaan yang diembankan masyarakat Gorontalo di pundak saya, akan senantiasa menjadi modal untuk kerja keras dalam memperjuangkan aspirasi Masyarakat Gorontalo di kancah DPD-RI,” kata Pasisa.
Syarif menyatakan, dirinya bakal mengambil satu posisioning politik untuk berani menjadi pembeda di DPD-RI nanti.
“Jika kita tidak berani muncul, maka kita akan menerima keadaan yang sama. Disitulah saya berani dengan sebuah tagline Pembeda,” ujar mantan Anggota DPRD Provinsi Gorontalo itu.
Syarif memberikan perumpamaan, dirinya merasa prihatin jika anggota DPD habis kerjaannya selama 5 Tahun hanya untuk mensosialisasikan 4 Pilar saja.
“Padahal, hal esensi yang harus disampaikan senator adalah menyampaikan pesan penting apakah Pemerintah di Provinsi, Kabupaten/Kota sudah menyelenggarakan pemerintahan itu sesuai dengan prinsip-prinsip otonomi daerah. Kerna ini penting,” kata mantan ketua DPRD Pohuwato 2 Periode itu.
Pada intinya menurut Syarif, perwakilan Rakyat Gorontalo di DPD-RI harus bersuara nyaring, bukan sekedar untuk untuk membranding diri sendiri, tatapi membranding Provinsi Gorontalo secara utuh.
“Gorontalo ini perlu dinyaringkan suaranya. Persoalan pilihannya adalah, antara membranding diri kita, atau membranding Gorontalo secara utuh, itu menjadi persoalan. Maka pesan pentingnya adalah, bagaimana untuk membranding Gorontalo ketimbang diri sendiri,” pungkas Syarif.
Editor: Iskandar Badu