INIPOHUWATO.ID – Wakil Rakyat sejatinya menjadi representatif harapan rakyat. Terutama mengenai isu pertambangan di Kabupaten Pohuwato, tentu peran Legislatif sangat dibutuhkan rakyat untuk melahirkan sebuah solusi berkepanjangan.
Namun apa jadinya jika yang diharapkan memperjuangkan kepentingan rakyat tersebut justru terbalik dari kenyataan. Seperti halnya yang dilakukan oleh sejumlah oknum anggota DPRD Pohuwato. Gegara ingin mencari keuntungan lebih, sejumlah oknum anggota DPRD Pohuwato terpaksa banting setir melakukan usaha pertambangan dengan menggunakan alat berat di wilayah Popayato serumpun.
Berdasarkan informasi yang dirangkum dari media 4 Mei 2025, sejumlah oknum anggota DPRD Pohuwato diketahui melakukan usaha pertambangan di tiga titik. Di antaranya wilayah Molosipat, Kecamatan Popayato Barat, wilayah Hunggo dan Km 18 Popayato.
Akibat ulah sejumlah oknum anggota dewan ini, warga di Popayato harus menikmati imbasnya dengan sulit mengakses sumber air bersih. Sebab sungai yang menjadi sumber air bersih warga telah tercemar akibat aktivitas pertambangan liar dengan menggunakan alat berat di wilayah hulu.
Sudah beberapa bulan warga Popayato mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih. Hebatnya lagi, sejumlah oknum anggota DPRD yang sebabkan air keruh di sungai Popayato, juga turut bersama – sama Bupati Pohuwato meninjau penyebab keruhnya air sungai Popayato, pada Januari 2025 lalu.
“Dorang (Mereka) yang ba kerja (bekerja), dorang juga yang datang ba tinjau ( meninjau),” ungkap penambang yang juga warga Popayato ini sambil tertawa geli menceritakan modus oknum anggota DPRD Pohuwato dalam melakukan aktivitas pertambangan kepada awak media.
Lebih lanjut, sumber informasi yang tidak ingin disebutkan namanya itu menerangkan pola kerja yang dilakukan oleh sejumlah oknum anggota DPRD Pohuwato. Kata dia, ada oknum anggota DPRD Pohuwato yang melakukan usaha pertambangan dengan langsung menurunkan alat berat. Namun, ada juga oknum anggota DPRD Pohuwato yang bekerja sama dengan pelaku usaha tambang lain, dan ada pula yang memasang orang lain untuk menjalankan usaha tambangnya.
“Ada yang pakai orang, supaya orang tahu lokasi itu bukan dia (oknum anggota DPRD Pohuwato) yang punya. Ada yang terang – terangan, dengan ada juga yang bekerja sama dengan pelaku usaha tambang lain,” terangnya
Penyebab keruhnya air sungai Popayato memang bukan hanya disebabkan aktivitas pertambangan oleh sejumlah oknum anggota DPRD Pohuwato, tetapi juga oleh pelaku usaha pertambangan lain yang sama – sama berkontribusi terhadap rusaknya sumber air bersih di sungai Popayato serumpun.
Sementara itu, tak ingin lembaga DPRD Pohuwato tercoreng karena ulah sejumlah oknum anggota DPRD yang diduga melakukan aktivitas pertambangan, Ketua DPRD Pohuwato Beni Nento, menegaskan akan menindaklanjuti informasi tersebut dengan melakukan penelusuran.
Hal itu disampaikan Beni menanggapi kabar beredar ihwal sejumlah anggotanya yang diduga turut berkontribusi terhadap rusaknya sumber air bersih di Popayato serumpun.
“Menanggapi Informasi yang ada di Media, kami DPRD Akan menggelar rapat. Dan kami akan melakukan penelusuran terhadap informasi yang menyebut ada sejumlah anggota DPRD Pohuwato terlibat,”ujar Beni Nento saat diwawancarai, Senin, 5 Mei 2025.
Langkah itu kata Beni dilakukan untuk memastikan kebenaran informasi, apakah benar ada anggota DPRD Pohuwato yang terlibat pertambangan Popayato.
Sementara terhadap keluhan air bersih oleh warga Popayato, Beni bilang, DPRD Pohuwato sangat serius untuk mencarikan solusi atas masalah yang ada.
“Buktinya kan kita datang langsung ke Km 18 Popayato bersama pak Bupati untuk melihat kondisi air di sana,”ujarnya menegaskan
Hanya saja memang diakui Beni, DPRD Pohuwato sangat dilematis terhadap pertambangan Popayato. Alasannya menurut dia, ada masyarakat yang justru meminta agar pertambangan Popayato tidak diberhentikan.
“Ada yang datang ke kami meminta agar tambang ini tidak ditutup, karena menjadi tempat matapencaharian. Katanya kalau soal air bersih, mereka biar nanti membeli. Jadi kita dilema menghadapi ini,” katanya
Namun meskipun demikian, Beni menegaskan tetap akan menelusuri kebenaran informasi terkait sejumlah anggota DPRD yang terlibat pertambangan Popayato.
“Kita akan telusuri, supaya ini tidak jadi bola liar,”tegasnya